Senin, 26 Agustus 2013

Ke Gontor Apa Yang Kau Cari? #3


Saat ngangsu kawruh di Gontor 6 Magelang, alhamdulillah everything is alright. We visited our son once a month. It takes three hours to get there. Ya, biasanya, kami brangkat around eight thirty n ikut jumatan di masjidnya. Biasanya kami bawakan our son some snack n food for lunch. Sometimes, dia request fried rice ato fried chicken, pernah jg minta bakso n kupat tahu. Yg terakhir itu special food from Magelang, di Magelang itu jg kami pertama kali nyobain kupat tahu, dan ternyata kupat tahu di bbrp warung  di Magelang(kami nyicip di 4 tempat) rasanya agak agak beda.
Ketika our son request some food, itu artinya kita hrs belikan pesenannya sekaligus 5 ato 6 bungkus, karena dia ajak tmn2nya jg ikutan makan bareng. Kebersamaan adalah salah satu prinsip pembelajaran di Gontor, dan salah satu aplikasinya ya itu tadi, makan bareng2. Sandy pun sering diajak makan bareng ketika ada temannya yang ditengok orangtuanya. Begitu jg dg HP. Ketika kami nengok dia, ada bbrp temannya yg pinjam HP kami utk kontak orangtua mereka. Sebaliknya, Sandy pun kerap tlp kami dan minta saya ato papanya utk tlp balik. 
Ketika libur smester 1 Sandy libur 10 hari, dan ternyata dia sakit, gatal disekujur tubuh, dia bilang namanya jarban, penyakit khas santri pondok. Sandy terlihat enjoy aja dan berusaha meyakinkan saya terutama, bahwa jarban itu penyakit biasa aja dan insyaaAlloh akan segera sembuh. Kami ajak dia ke dokter pun nggak mau, katanya nanti pun akan sembuh sendiri. Sandy semakin meyakinkan saya ketika kita sdg minta obat di RS tempat buliknya bekerja sbg perawat, ada seseorang yg bilang kalo santri sakit jarban itu artinya santri tsb krasan di pondok, itu ciri ciri santri sejati. Hah,.... ciri cirinya gatal? Please deh, ..... Tapi ya, .... mo gmn lagi, anaknya pede banget gitu.
Mbah utinya yg di Sragen mbrebes mili saat pertrama liat Sandy ketika libur smester 1 kami ajak sowan kesana. Kurus, gatel pula. Tp Sandynya tenang2 aja n bilang, "aku nggak apa apa, mbah". Mbah utinya trus nawarin dia mo dimasakin apa, n dg semangat pula Sandy request some food ke mbah utinya. Dan mbah utinya sumringah banget saat makan Sandy selalu nambah porsinya.
Everything goes smooth sampe suatu ketika saat Ramadhan kemarin n Sandy jg liburan di rmh (fyi, santri libur 50 hari saat Ramadhan sampe 10 Syawal) ada something wow, ... Ya, kami otw home from LPMP (ada sosialiasai kurikulum 2013) dan ada sms masuk ke HP my husband. Dari kakak kelas Sandy yg kasih info bahwa Sandy naik kelas 2 dan positif di Gontor 1 Ponorogo. Subhanalloh, ...... saya sampe nangis, ya seneng ya terharu ya kayak nggak percaya, masa iya Sandy kelas 2 di G1? Begitu selesai nangis, saya tlp kaka kelasnya tsb untuk konfirmasi, dan dia jawab betul info itu. Dua hari berikutnya ada tlp dari kakak kelasnya yg lain yg jg kasih info yg sama. Kami br merasa agak yakin. Ya, karena memang blm ada surat resmi dari G6 ttg hal itu.
Saya terutama, sebenernya msh nggak percaya Sandy secepat itu masuk G1 (fyi, santri yg di G1 adalah santri pilihan, walopun nantinya saat kelas 6, semua santri akan merasakan suka dukanya nyantri di G1). Saya insyaaAlloh tahu betul spt apa Sandy, yg pemalu dan prestasi akademiknya jg biasa saja, ditengah tengah.
Sampai suatu hari, sepulang kami libur lebaran, kami dapati sebuah surat dari Gontor 6. Isinya adalah pemberitahuan resmi dari Gontor 6 bahwa Sandy Alif Rizqiawan, our son, naik kelas 2 di Gontor 1 Ponorogo. Alhamdulillah, lega hati kami setelah mendapat kepastian itu. Kami pun menelpon salah seorang ustadz di Gontor 6, menanyakan apakah kami mengantar Sandy ke G6 atau langsung ke G1. Ternyata kami bs langsung antar Sandy ke G1.


                                                                Sandy n Mamae
Kami antar Sandy ke G1 Kamis, 15 Ags 2013, atau 8 Syawal 1434 H. Pada 10 Syawal seluruh santri Gontor hrs sdh berada di pondok dan akan ada sanksi bagi santri yang datang setelah tgl tsb tanpa ada alas an yang logis. Jadi disamping kami berikan Sandy waktu agak longgar utk adaptasi tempat, jg karena kami Sabtunya jg hrs ikut upacara hari kemerdekaan Indonesia di sekolah kami masing2. Kami menginap semalam di Ponorogo, dan alhamdulillah kami tidur dg nyaman di rumah ibunda tmn papanya Sandy. Esoknya hr Jumat, setelah sarapan nasi pecel plus rempeyek kacang n teri, kami berpamitan pada beliau. Kami ke G2 dulu, menengok Rafli, keponakan saya dari Lampung yg jg lagi jadi calon santri Gontor. Kami cm sebentar di G2 karena kami hrs menyelesaikan administrasinya Sandy di G1.

Kembali ke G1 dan kami langsung ke bagian administrasi, dan hrs santri sendiri yg menyelesaikannya. Alhamdulillah semua lancar.  Setelah itu kami mencari ruangan / kamar untuk tidur santri, dan ternyata semua santri dari Gontor cabang yg naik kelas ke G1 ditempatkan di Wisma Hadi, boleh kamar mana saja. Alhamdulillah, setelah Sandy mendapat kamar utk tidur sementara (kamar tetap belum dibagi), kami have lunch dulu di kantin depan Wisma Hadi. Saat lunch itu saya negosiasi sama Sandy, saya bilang kami akan pulang ke Semarang sebelum Jumatan karena Jumat malamnya ada halal bihalal di kampong dan esoknya kami hrs ikut upacara tujuhbelasan di sekolah. Akhirnya Sandy oke, tp kami tunggu dia mandi dulu persiapan Jumatan, trus beli air putih dulu, kemudian Sandy persiapan ke masjid dan kamipun meluncur ke Semarang, transit di Sragen jemput Liyo, adiknya Sandy.
Alhamdulillah semua berjalan lancar. ( mama Sandy )


Lihat Artikel TOP Terkait:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

 

Free SEO Tools

MULAILAH SEKARANG !!! Walaupun harus dari nol kecil